Gaji Pertama Harus Dipakai untuk Apa? Panduan Buat Anak Kerja Baru Supaya Nggak Boncos di Awal

Table of Contents
Setelah melalui proses pencarian karier yang bikin pusing dan penuh pertimbangan, akhirnya kamu dapat pekerjaan pertama. Selamat! Tapi kemudian muncul pertanyaan baru: "Gaji pertamaku enaknya buat apa, ya?"

Bagi banyak orang, gaji pertama terasa seperti pencapaian besar sekaligus ujian kedewasaan. Rasanya ingin langsung traktir orang tua, beli barang impian, atau healing buat merayakan. Tidak salah kok. Tapi kalau tidak dikelola dengan bijak, gaji pertama juga bisa habis begitu saja tanpa bekas.

Gaji Pertama Harus Dipakai untuk Apa?
Gaji Pertama Harus Dipakai untuk Apa?

Yuk, kita bahas strategi sederhana agar gaji pertamamu tidak cuma numpang lewat, tapi juga jadi fondasi keuangan yang sehat.

Kenapa Gaji Pertama Sering Habis Tanpa Disadari?

Karena gaji pertama bukan cuma angka di rekening. Ada faktor emosional yang menyertainya:

  1. Kamu merasa ingin “balas dendam” setelah masa-masa sulit mencari kerja
  2. Ingin menunjukkan bahwa kamu sudah mandiri
  3. Belum terbiasa mengatur uang sendiri

Tanpa perencanaan, hal-hal kecil seperti jajan terus, langganan yang nggak dipakai, atau belanja impulsif bisa menggerogoti saldo bulananmu.

3 Prinsip Dasar Gaji Pertama

Sebelum kita masuk ke strategi alokasi, penting untuk pegang dulu prinsip ini:

  • Rayakan seperlunya, bukan sepenuhnya.
Kamu boleh merayakan gaji pertamamu. Tapi jangan semua uangnya dihabiskan untuk itu.
  • Uang habis bukan berarti kamu gagal.

Banyak anak kerja baru yang belajar dari kesalahan finansial pertamanya. Justru dari situ kamu belajar lebih bijak.

  • Gaji pertamamu kecil? Itu biasa.

Yang penting bukan besar kecilnya, tapi bagaimana kamu mengatur dan memanfaatkannya.

Strategi Alokasi Gaji Pertama: 50-30-20 (Dengan Sentuhan Realistis)

Format klasik 50-30-20 mungkin sudah sering kamu dengar. Tapi di kehidupan nyata, apalagi buat yang baru mulai kerja, ini bisa dimodifikasi agar lebih relevan.

1. 50% untuk kebutuhan pokok dan tanggungan

Termasuk:

  • Biaya makan, transportasi, pulsa, listrik
  • Cicilan kalau ada
  • Bantuan untuk orang tua atau keluarga

Kalau kamu masih tinggal dengan orang tua, kamu bisa lebih hemat dan mengalokasikan sebagian untuk tabungan atau investasi.

2. 30% untuk keinginan dan gaya hidup

Ini bagian yang sering jadi jebakan. Tapi juga penting untuk kesehatan mental, selama tidak berlebihan.

  • Nongkrong
  • Langganan streaming
  • Belanja kebutuhan pribadi
  • Hobi

3. 20% untuk tabungan dan investasi awal

Mulailah dengan:

  1. Dana darurat (target awal: 1x gaji bulanan)
  2. Tabungan jangka pendek (liburan, gadget, dsb.)
  3. Investasi kecil seperti reksa dana pasar uang atau emas digital

Rekomendasi platform untuk pemula: Bareksa atau Pluang

Jika kamu belum bisa langsung sisihkan 20 persen, tidak apa-apa. Mulai dari 5 sampai 10 persen dulu, yang penting konsisten.

Gaji Pertama, Jangan Lupa Berbagi

Memberi ke orang tua, adik, atau orang yang berjasa dalam perjalananmu adalah bentuk apresiasi yang indah. Tapi kamu juga tidak harus memaksakan diri sampai mengorbankan kebutuhanmu sendiri.

Cara bijak memberi:

  1. Tetapkan jumlah tertentu (misalnya 5–10 persen dari gaji)
  2. Berikan dalam bentuk yang bermanfaat, seperti sembako, makanan, atau membayar tagihan rumah
  3. Jangan menjadikan ini tekanan setiap bulan, cukup sebagai momen simbolis

Pengalaman Nyata: Belajar dari Gaji Pertama yang "Hilang"

Rio, 23 tahun, baru bekerja sebagai staf administrasi dengan gaji 4 juta. Gaji pertamanya habis dalam dua minggu. Ia belanja online, traktir teman, dan ikut acara reuni. Sisanya? Nggak tahu ke mana.

Dua bulan kemudian, Rio mulai mencatat pengeluaran. Ia sadar kalau hanya dengan sedikit perubahan (misalnya: masak sendiri 3x seminggu, berhenti langganan dua aplikasi), ia bisa menabung Rp500.000 per bulan.

Kesimpulannya? Semua orang bisa belajar, asal mau mulai mencatat dan refleksi.

Hal yang Sering Diabaikan Saat Baru Terima Gaji

  • Tidak mengecek slip gaji secara detail

Pastikan gaji bersih sudah sesuai dengan perjanjian. Periksa potongan pajak, BPJS, dan tunjangan.

  • Lupa bikin anggaran bulanan

Cukup dengan Google Sheet atau aplikasi seperti Money Manager atau DompetKu.

  • Langsung upgrade gaya hidup

Baru gajian langsung beli HP baru, motor baru, atau ikut arisan mahal. Ini yang bikin kamu terjebak di lifestyle trap.

Penutup: Gaji Pertama Bukan Akhir, Tapi Awal

Gaji pertamamu bukan cuma tentang uang. Tapi tentang belajar bertanggung jawab, mengelola ekspektasi, dan menata arah hidup.

Kamu boleh merayakan. Tapi kamu juga perlu membangun kebiasaan finansial yang sehat sejak awal. Karena pada akhirnya, bukan soal seberapa besar gajimu, tapi bagaimana kamu memanfaatkannya untuk kehidupan yang kamu inginkan.

Dan setelah urusan gaji mulai stabil, muncul lagi pertanyaan klasik: kerja dari rumah kayaknya enak, tapi kerja di kantor juga ada kelebihannya. Sebetulnya, yang lebih cocok buatku yang mana ya?