Cara “Menjual” Diri Saat Interview

Daftar Isi

Cara “Menjual” Diri Saat Interview Tanpa Terlihat Narsis (Plus Tips Hadapi Gugup dan Suara Kecil!)

"Ceritakan tentang diri kamu."
Kalimat yang kelihatannya simpel ini bisa langsung bikin jantung deg-degan, apalagi kalau kamu:

  • Gak pede ngomong di depan orang,

  • Bingung mau jawab dari mana,

  • Takut terlalu banyak cerita (TMI – Too Much Information),

  • Atau... suara kamu kecil dan sering gugup.

Kalau kamu relate, artikel ini pas buat kamu. Kita bahas cara perkenalan yang “menjual” tapi tetap sopan dan relevan, plus cara menghadapi gugup dan suara kecil saat interview.

Cara “Menjual” Diri Saat Interview
Tips Interview

1. Kenapa Banyak Orang Gagal “Menjual” Diri Saat Interview?

Karena mereka:

  • Terlalu fokus pada cerita personal yang gak nyambung

  • Bingung bedain mana info penting dan mana yang TMI

  • Meremehkan pentingnya latihan perkenalan

  • Tidak tahu bagaimana menunjukkan value mereka ke perusahaan

Padahal, interview adalah sesi untuk membuat dirimu relevan dengan posisi yang kamu lamar. Bukan cuma basa-basi.

2. Gunakan Formula “3S” Saat Perkenalan

Biar perkenalanmu singkat, padat, jelas, dan tetap menarik, gunakan struktur ini:

3S = Sekarang – Sebelumnya – Skill/Strength

Contoh perkenalan yang rapi dan menjual:

“Saya sekarang bekerja sebagai Social Media Officer di startup X, sebelumnya pernah magang di agensi digital Y. Saya punya pengalaman mengelola konten multiplatform dan terbiasa kerja cepat dengan tim kreatif.”

Kalimat ini:
✅ Gak terlalu panjang
✅ Fokus ke yang relevan
✅ Tunjukin value

3. Hindari TMI (Too Much Information)

TMI = informasi berlebihan atau terlalu pribadi yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.

Contoh TMI:

“Saya anak kedua dari empat bersaudara, dulu suka ikut lomba nyanyi, dan sempat ikut komunitas pecinta kucing...”

Kalau info itu gak nyambung dengan pekerjaan yang kamu lamar, sebaiknya skip. Interview bukan sesi curhat—ini sesi pitching diri kamu.

4. Cara “Menjual” Diri Tanpa Terlihat Narsis

Triknya: ubah klaim jadi bukti.

Jangan bilang:

“Saya orangnya pekerja keras dan teliti.”

Tapi ganti jadi:

“Saat saya mengerjakan proyek A, saya berhasil menyelesaikannya sebelum deadline dan menemukan beberapa kesalahan data yang akhirnya diperbaiki sebelum dipublikasi.”

Kenapa ini lebih “menjual”?
Karena kamu tidak sekadar bilang kamu hebat—kamu menunjukkan buktinya.

5. “Kenapa Kami Harus Memilih Kamu?” – Cara Menjawabnya

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan struktur:

“Saya percaya bisa bantu tim ini karena [skill kamu] dan [pengalaman sebelumnya]. Saya juga [soft skill kamu], jadi bisa cepat adaptasi dan kontribusi.”

Contoh:

“Saya punya pengalaman membuat konten edukatif yang viral di TikTok dan terbiasa kolaborasi dengan tim marketing. Saya juga cepat belajar, jadi saya yakin bisa langsung nyambung dengan kebutuhan tim ini.”

6. Suara Kecil & Gugupan? Bisa Diatasi

Kalau kamu tipe yang suka gugup, tenang. Banyak yang mengalami hal yang sama.

Tipsnya:

  • Latihan perkenalan di depan kaca

  • Tulis skrip perkenalan dan hafalkan poinnya

  • Rekam suara sendiri, dengarkan dan koreksi

  • Latihan sama teman yang pura-pura jadi interviewer

  • Latihan napas dalam sebelum masuk ruangan interview

Ingat: yang bikin kamu stand out itu kontennya, bukan seberapa keras kamu ngomong.

7. Interview = Bukan Ajang Sombong, Tapi Ajang Match

Interview bukan tentang siapa yang paling keren, tapi siapa yang paling fit.

Kamu gak harus jadi yang paling pintar, paling hebat, atau paling banyak prestasi. Tapi kamu harus bisa nunjukin:

  • Kamu ngerti posisi yang kamu lamar

  • Kamu punya pengalaman/skill yang relevan

  • Kamu punya semangat dan attitude yang positif

8. Penutup: Semua Bisa Dipelajari

Gugup itu wajar. Tapi bisa dikurangi dengan latihan.

Kamu gak perlu jadi public speaker, yang penting kamu bisa menyampaikan siapa kamu dengan percaya diri dan relevan. Dengan struktur yang jelas dan latihan yang cukup, kamu akan jauh lebih siap dan bisa “menjual” dirimu dengan elegan.

📌 Bonus: Download Template Perkenalan Interview (Free!)

📄 TEMPLATE PERKENALAN INTERVIEW – FORMAT 3S (Sekarang – Sebelumnya – Skill)🗣 Format Singkat (1–2 menit)

Cocok untuk interview HRD atau awal sesi user.

Halo, nama saya [Nama Anda], saat ini saya bekerja sebagai [Posisi] di [Nama Agensi].  

Sehari-hari saya menangani [jenis klien atau proyek], dan sebelumnya saya pernah [pengalaman kerja/magang/kampus yang relevan].  

Saya terbiasa dengan [tools/skill utama], dan sering dipercaya untuk [prestasi atau keahlian unik].  

Saya tertarik dengan posisi ini karena [alasan singkat dan relevan dengan posisi yang dilamar].

🧩 Contoh Jawaban:

“Halo, saya Rani. Saat ini saya bekerja sebagai Social Media Strategist di agensi digital bernama ThinkHub.

Saya biasa menangani klien dari sektor F&B dan fintech, mulai dari riset konten sampai campaign execution.

Sebelumnya, saya magang di Divisi Brand di startup e-commerce dan sempat jadi freelance content planner untuk UMKM.

Saya terbiasa pakai Meta Ads Manager, Notion, dan Google Analytics, dan sering dipercaya jadi PIC untuk campaign yang butuh eksekusi cepat.

Saya tertarik dengan posisi ini karena ingin fokus di satu brand dan ikut membangun strategi jangka panjang, bukan cuma project-based seperti di agensi.”